Di tengah derasnya arus globalisasi, peran guru semakin kompleks dan menantang. Perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi, budaya, dan informasi memengaruhi cara murid belajar dan berkembang. Namun, di balik semua perubahan ini, ada satu hal yang tetap krusial: peran guru dalam membentuk karakter murid. Guru yang bijak tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membimbing murid untuk menjadi individu yang tangguh, berintegritas, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
1. Guru sebagai Pembimbing Karakter
Di era globalisasi, murid dihadapkan pada banyak pilihan dan informasi yang kadang membingungkan. Tidak jarang, murid terjebak dalam arus budaya global yang kadang bertentangan dengan nilai-nilai lokal atau etika yang baik. Di sinilah peran guru sebagai pembimbing karakter sangat penting. Guru bijak tidak hanya mengajarkan mata pelajaran, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, kerja keras, rasa tanggung jawab, dan toleransi.
Paulo Freire, dalam bukunya Pedagogy of the Oppressed, menekankan bahwa pendidikan sejati adalah tentang membebaskan murid dari ketidaktahuan dan membimbing mereka untuk memahami dunia di sekitar mereka. Freire berkata, “Pendidikan yang mendalam adalah proses pembebasan, bukan hanya transmisi pengetahuan.” Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan yang tidak hanya berbasis pada pengetahuan akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter dan kesadaran sosial murid.
Islam, melalui ajaran Al-Qur’an dan Hadis, juga sangat menekankan pentingnya membangun karakter yang baik. Dalam surat Al-Ahzab (33:21), Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu contoh teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Nabi Muhammad SAW adalah contoh teladan terbaik dalam membangun karakter mulia, seperti kesabaran, kejujuran, dan kasih sayang. Guru yang bijak dalam konteks ini adalah mereka yang mencontohkan akhlak yang baik dan menanamkan nilai-nilai tersebut dalam diri murid.
Selain itu, dalam mengajarkan karakter, guru harus mampu memberikan contoh yang baik. Guru yang menunjukkan sikap empati, kesabaran, dan keterbukaan terhadap perbedaan akan menjadi teladan yang kuat bagi murid. Membangun karakter bukanlah tugas instan; ini adalah proses panjang yang melibatkan pendekatan yang penuh kesadaran dan konsistensi.
2. Memanfaatkan Teknologi untuk Membangun Karakter
Globalisasi tak bisa dipisahkan dari kemajuan teknologi. Internet, media sosial, dan berbagai platform digital kini menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari murid. Oleh karena itu, guru bijak harus pandai memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses pendidikan. Dengan teknologi, guru dapat mengakses berbagai sumber pembelajaran yang kaya dan menyediakan pengalaman belajar yang lebih interaktif.
Ken Robinson, seorang ahli pendidikan, dalam bukunya The Element: How Finding Your Passion Changes Everything, berbicara tentang pentingnya kreativitas dalam pendidikan. Ia menyatakan, “Kreativitas adalah kemampuan untuk melihat hal-hal berbeda dan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang baru.” Dalam konteks globalisasi, teknologi memberi murid peluang untuk berinovasi dan menemukan cara baru dalam belajar, tetapi di sisi lain, mereka juga harus dilatih untuk menggunakan teknologi dengan bijak.
Namun, teknologi juga membawa tantangan, seperti meningkatnya paparan terhadap informasi yang belum tentu positif atau benar. Di sini, guru berperan penting dalam mengajarkan literasi digital kepada murid, membantu mereka memilah informasi dengan kritis, serta menggunakan teknologi dengan bijak.
3. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif
Selain keterampilan akademik, murid di era globalisasi membutuhkan kemampuan sosial dan emosional yang kuat. Guru yang bijak harus menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan penuh dukungan. Murid harus merasa dihargai, diterima, dan didorong untuk mengembangkan potensi terbaik mereka. Hal ini bisa dicapai dengan mengintegrasikan kegiatan yang mendukung kerjasama, komunikasi yang baik, serta saling menghargai di dalam kelas.
Howard Gardner, dengan teori kecerdasan majemuk, menyarankan bahwa setiap murid memiliki potensi yang berbeda dalam berbagai bidang. Ia berkata, “Pendidikan seharusnya memberikan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan potensi mereka dalam berbagai cara, bukan hanya mengukur mereka berdasarkan tes akademik.” Guru yang bijak harus mampu mengidentifikasi dan mengembangkan potensi tersebut, menciptakan ruang bagi murid untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.
Dalam Islam, konsep pendidikan juga mencakup perkembangan seluruh aspek diri manusia, termasuk intelektual, spiritual, dan sosial. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, surat At-Tahrim (66:6), “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” Ini menunjukkan pentingnya membentuk karakter yang baik sejak dini, agar murid tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan moral mereka.
Sikap bijak guru juga tercermin dalam cara mereka menangani perbedaan dan konflik. Mengajarkan murid untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang damai dan penuh pengertian akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana dalam menghadapi perbedaan.
4. Kesimpulan
Di tengah perubahan yang begitu cepat di era globalisasi, guru yang bijak memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk karakter murid. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, mengedepankan nilai-nilai moral, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif, guru dapat membantu murid berkembang menjadi individu yang adaptif, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan global dengan kepala tegak. Seorang guru bukan hanya pendidik akademik, tetapi juga pahlawan dalam membentuk masa depan bangsa melalui karakter anak didiknya.
Referensi:
- Freire, Paulo. Pedagogy of the Oppressed. Continuum, 1970.
- Robinson, Ken. The Element: How Finding Your Passion Changes Everything. Viking, 2009.
- Gardner, Howard. Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Basic Books, 1983.
- Al-Qur’an, Surat Al-Ahzab (33:21).
- Al-Qur’an, Surat At-Tahrim (66:6).
- Hadis riwayat Bukhari dan Muslim tentang teladan Nabi Muhammad SAW.
1 komentar
Indah, Sabtu, 9 Nov 2024
Barokalloh… sehat dan bahagia selalu guru2 di MTs Manusaci